Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, fenomena GBT yang akan muncul petang nanti sangat spesial karena terjadi 195 tahun sekali.
Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lapan, Andi Pangerang mengungkapkan bahwa GBT kali ini cukup unik karena beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi.
Andi mengatakan, lebar sudut bulan akan lebih besar 13,77 persen dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge).
Selain itu, kecerlangannya juga 15,6 persen lebih terang dibandingkan dengan rata-rata, atau 29,1 persen lebih terang dibandingkan dengan ketika apoge.
"Gerhana Bulan kali ini disebut juga sebagai Bulan Merah Super," kata Andi, dikutip dari laman resmi Lapan Selasa (25/5/2021).
Link live streaming gerhana Bulan
Menyambut fenomena langka tersebut, Lapan akan mengadakan pengamatan serentak dari 9 lokasi Lapan di seluruh Indonesia.
Pengamatan tersebut dapat disaksikan melalui kanal YouTube Lapan RI dan juga kanal YouTube masing-masing Balai dan Stasiun Lapan untuk pengamatan di daerah.
Andi mengatakan, durasi fase total gerhana Bulan kali ini terbilang cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.
"Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB/19.43.18 WITA/20.43.18 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi, sementara itu puncak Perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB/09.57.46 WITA/10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi," kata Andi.
Adapun untuk menyaksikan gerhana bulan pada Rabu (26/5/2021) petang nanti, masyarakat dapat mengikuti live streaming melalui link berikut:
- YouTube Lapan RI http://bit.ly/youtubeLapan (akan melakukan relai pengamatan dari berbagai Balai/Stasiun Lapan dan talkshow)
- YouTube Balai Lapan Biak http://bit.ly/youtubeLapanbiak
- YouTube Lapan Kupang http://bit.ly/youtubeLapankupang
- YouTube SBPJP Lapan http://bit.ly/youtubeLapanparepare
- YouTube Lapan Pasuruan http://bit.ly/youtubeLapanpasuruan
- YouTube Lapan Garut http://bit.ly/youtubeLapangarut
- YouTube Lapan Sumedang http://bit.ly/youtubeLapansumedang
- YouTube Pusat Sains Antariksa Lapan http://bit.ly/youtubeLapanpussainsa
- YouTube BPAA pontianak http://bit.ly/youtubeLapanpontianak
- YouTube Lapan Agam http://bit.ly/youtubeLapanagam
Selain Lapan, BMKG juga melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total (GBT) dengan menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi.
Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt/.
Fakta menarik GBT
Andi mengatakan, GBT kali ini juga bertepatan dengan detik-detik Waisak yakni pada 15 suklapaksa (paroretang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB/19.13.30 WITA/20.13.30 WIT dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.
"Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada 15 suklapaksa di bulan Waisaka," kata Andi.
"Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, maka bulan tampak bulat sempurna dipandang dari Bumi," kata Andi melanjutkan.
Andi menambahkan, bahwa kedudukan membentuk garis lurus tersebut dikenal dengan istilah oposisi (solar) atau istiqbal.
"Jadi Matahari dan Bulan membentuk sudut 180 derajat satu sama lain dalam peredarannya. Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180 derajat di hari Waisak dikenal sebagai 'detik-detik Waisak,'" ujar Andi.