Iklan

Wah! Gagal Bayar Rp410 M, Tridomain Digugat PKPU oleh Mandiri

ADMIN
Rabu, 14 Juli 2021, 12.28 WIB Last Updated 2021-07-14T05:28:43Z

Kompaz Indonesia - Perusahaan aset manajemen Grup Bank Mandiri, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) melalui kuasa hukumnya Raden Suharsanto Raharjo (Suharsanto) dari Kantor Hukum AKSET, akhirnya mengajukan pemohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM).

Gugatan PKPU itu diajukan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Kamis 8 Juli 2021.


Pengajuan PKPU tersebut dilakukan setelah proposal restrukturisasi utang yang diajukan TDPM atas adanya kondisi gagal bayar atas underlying asset Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 147, 151 dan 152 yaitu surat utang (Medium Term Notes atau MTN) seri II yang diterbitkan TDPM dianggap merugikan investor.


Dalam keterangan resmi, Suharsanto mengatakan, MMI selaku manajer investasi telah meminta proposal restrukturisasi utang terbaik kepada TDPM sejak akhir April 2021, setelah perusahaan petrokimia tersebut dinyatakan wanprestasi atau gagal melunasi utang pokok MTN Seri II senilai Rp 410 miliar beserta bunganya, yang jatuh tempo 27 April 2021.


Sehubungan dengan hal tersebut, TDPM kemudian menunjuk SJ Investment & Advisory sebagai konsultan penasihat keuangan untuk membantu menyusun restrukturisasi utang TDPM terhadap para kreditornya.


Tercatat, TDPM telah menyampaikan proposal restrukturisasi sebanyak enam kali kepada MMI.


Namun, setelah dicermati secara teliti oleh MMI dan setelah menerima masukan dari para pemegang unit penyertaan Reksa Dana Terproteksi Mandiri, MMI merasa proposal restrukturisasi yang diajukan TDPM merugikan investor pemegang unit penyertaan Reksadana Terproteksi yang menjadi pemegang MTN II tersebut.


Bahkan sampai dengan penyampaian proposal restrukturisasi keenam yang diajukan oleh TDPM pada 29 Juni 2021, revisi proposal restrukturisasi tersebut juga dirasa masih tetap merugikan investor.


"MMI menilai bahwa seluruh proposal tersebut belum mencerminkan kondisi TDPM sesungguhnya, yang dirasa masih mampu memberikan penawaran penyelesaian yang lebih baik," kata Suharsanto, dalam keterangan resmi, Selasa (13/7).


"Berkaca pada pemberitaan sejumlah media, TDPM menyatakan bahwa fundamental bisnis perusahaan masih baik. TDPM juga menyatakan operasional perusahaan masih berjalan normal, dan tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya," kata Suharsanto lagi.


Oleh karena itu, katanya, MMI merasa dengan diajukannya permohonan PKPU terhadap TDPM dapat memberikan suatu penyelesaian yang tidak merugikan investor serta memberikan kepastian hukum.


"Kami harap permohonan PKPU terhadap TDPM, dapat diterima Pengadilan Niaga, agar proses penyelesaian kewajiban TDPM mendapat kepastian hukum," tegas Suharsanto.


Dia menjelaskan, proses PKPU tersebut merupakan bentuk itikad baik dan upaya optimal yang dilakukan Mandiri Investasi, dalam memberikan perlindungan hak dan kepentingan investor Reksa Dana Terproteksi Mandiri Investasi.


Sebab, selain memberikan skema penyelesaian yang tidak optimal, TDPM dinilai kurang terbuka atas kondisi perusahaan yang sesungguhnya.


"PKPU ini diharapkan bisa memberikan kepastian penyelesaian kewajiban kepada Mandiri Investasi dan investor pemegang Reksa Dana Terproteksi Mandiri Investasi. Sebab, penyelesaian kewajiban TDPM akan dikelola oleh pengurus yang independen dan diawasi oleh pengadilan," katanya Suharsanto.


Dari pihak TDPM, emiten produsen bahan baku aneka industri ini menyatakan sedang melakukan negosiasi dengan pemegang MTN yang sebelumnya gagal bayar usai melewati jatuh tempo.


Seperti diketahui, perseroan belum dapat melunasi pokok MTN II Tridoman Performance Materials Tahun 2018 yang jatuh tempo pada 27 April 2021.


Selain MTN II, ada dua MTN lagi yang akan jatuh tempo di tahun ini, yakni MTN I Tridomain Performane Materials I Tahun 2017 yang akan jatuh tempo 18 Mei 2021 dengan pokok US$ 20 juta dan MTN III Tridomain Performance Materias yang jatuh tempo 4 Juli 2021 dengan pokok senilai Rp 100 miliar.


Manajemen TDPM, dalam paparan publiknya menyampaikan, perusahaan telah merencanakan skema restrukturisasi untuk pembayaran pokok dan kupon MTN tersebut.


"Perusahaan akan kembali pulih, estimasi 3 tahun mudah-mudahan bisa lebih cepat, kalau lebih lama agar tidak lebih dari 2 atau 3 tahun," kata Financial Advisor Tridomain, Hendri Kurniadi dalam paparan publik secara virtual, Selasa (11/5/2021).

Komentar

Tampilkan